nurdiyansah.com
  • About Me
  • Candi Nusantara
  • Ekspedisi Rempah
  • Indonesia dalam Secangkir Kopi
  • Jelajah Nusantara
  • Kain Kita
  • Ketika Project
  • Pariwisata dan Isu Kontemporer
  • Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
  • Say hi to me!
  • Work with Me

My Stories

No images found!
Try some other hashtag or username
  • About Me
  • Candi Nusantara
  • Ekspedisi Rempah
  • Indonesia dalam Secangkir Kopi
  • Jelajah Nusantara
  • Kain Kita
  • Ketika Project
  • Pariwisata dan Isu Kontemporer
  • Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
  • Say hi to me!
  • Work with Me

nurdiyansah.com

keep your memories alive

Rumah di Tanah Rempah: Penjelajahan Memaknai Rasa dan Aroma Indonesia
BooksTravelogue

Rumah di Tanah Rempah: Penjelajahan Memaknai Rasa dan Aroma Indonesia

by Nurdiyansah Dalidjo June 29, 2020June 29, 2020
written by Nurdiyansah Dalidjo

Rumah dan rempah. Dua kata itulah yang menginspirasi Nurdiyansah Dalidjo untuk memulai perjalanan berkeliling Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Dari rumah ia pergi dan pada rumah ia pulang kembali. Rumah memberikannya banyak perenungan. Sementara itu, adalah rempah yang membawanya pada suatu memori absurd dan berbagai pertanyaan.

Apa arti rumah? Apa makna Indonesia sebagai “rumah” bersama bagi segala keberagaman? Apa hubungan antara rempah dan sejarah negeri ini?

“Rumah di Tanah Rempah” merupakan rangkaian kisah perjalanan yang mengajak pembaca untuk mengenal Indonesia melampaui lintasan zaman melalui tradisi rempah. Cerita-cerita tak hanya dirangkum dari bermacam literatur, melainkan pula obrolan dengan orang-orang yang ditemui dalam perjalanan sambil mencicip kesedapan rasa serta aroma di kebun rempah, kedai, warung kopi, pasar, dan dapur.

Video “Rumah di Tanah Rempah” dapat ditonton di sini.

Pemesanan dengan tanda tangan penulis dan bonus kartu pos seri “Perjalanan Rempah” (selama persediaan masih ada), dapat pesan melalui WA di +62 812 1675 4812.

________________________________________________________________________________________________________________________________________

“Buku ini adalah Indonesia yang hidup dari kacamata pengelana kuliner. Demikianlah Indonesia, yang dibentuk oleh ragam interaksi sosial manusia dan alam. Sepatutnya buku ini dibaca kaum muda, agar lebih luwe memandang Indonesia masa lalu dan masa depan.”

Hilmar Farid, Ph.D., Dirjen Kebudayaan RI

“Buku ini memberikan kontribusi yang penting dan bermakna bagi pengetahuan kita tentang rempah-rempah Indonesia. Tulisan Nurdiyansah kaya dengan aroma dan rasa. Ia memiliki bakat besar dalam bercerita. Buku ini berisi tentang beragam informasi sekaligus menghibur.”

Janet DeNeefe, Penulis serta Pendiri dan Direktur Ubud Food Festival

“Dengan bahasa yang populer, Nurdiyansah mencoba mengajak pembaca untuk ikut berkontemplasi…. Saya yakin, buku ini dapat menginspirasi banyak orang yang ingin mengenal kembali wajah Indonesia sejujur-jujurnya. Tak hanya indah, tapi menyimpan cerita kearifan yang ditempa dari berbagai kepahitan dan perjuangan yang memberikan makna mendalam tentang menjadi Indonesia.”

Kumoratih Kushardjanto, Yayasan Negeri Rempah

Buku ini mengantar saya menjelajah Nusantara. Membuka kembali lembaran banyak kenangan tentang Masyarakat Adat, kampung halaman, dan masa kecil.

Rukka Sombolinggi, Sekjen AMAN

“Membaca Rumah di Tanah Rempah ini tak cukup dengan duduk santai sambil lalu. Penuturan penjelajahan Nusantara tentang antah berantah rempah ini sungguh memukau. Alur dan alir katanya luar biasa memikat…. Buku ini sarat dengan riset yang luar biasa: sejarah, kuliner, budaya, dan kekayaan alam Nusantara….”

Aji “Chen” Bromokusumo

Pegiat Budaya Tionghoa & Sekjen ASPERTINA

(Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia)

“Nurdiyansah adalah penjelajah muda yang ingin menghayati peradaban bangsanya tidak hanya melalui buku dan pelajaran sejarah, tetapi mengalami dan merasakan langsung dari tempatnya bermula. Dalam menemukan kembali jejak-jejak perjalanan rempah beratus tahun silam, ia menemukan bumbu dan masakan yang mengagumkan dan menjadikan manusia Indonesia bahagia. Namun di balik itu, ada juga kisah pahit-getirnya konflik dan intrik kekuasaan.”

Adriana Venny, Komisioner KOMNAS PEREMPUAN

  _________________________________________________________________________________________________________________________________________

Judul: Rumah di Tanah Rempah
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (GPU) (2020)
Telepon penerbit: (021) 536 501 10/11
Email: nonfiksi@gramediapublishers.com
Website: www.gpu.id
June 29, 2020June 29, 2020 0 comment
0 FacebookTwitterGoogle +Pinterest
Jelajah Nusantara: Merekam Kisah Masyarakat Adat
Projects

Jelajah Nusantara: Merekam Kisah Masyarakat Adat

by Nurdiyansah Dalidjo October 4, 2019October 4, 2019
written by Nurdiyansah Dalidjo

Perjalanan mengunjungi rumah-rumah Masyarakat Adat selalu memberikan pengalaman dan kesan. Saya belajar tentang banyak hal dengan melangkahkan kaki ke komunitas adat, berinteraksi dengan warga adat, dan menyaksikan sendiri pesona keindahan maupun kekayaan alam dan budaya wilayah adat. Tentu saja, perjuangan Masyarakat Adat untuk memperoleh pengakuan hak dan upaya mereka dalam mempertahankan dan menjaga keberlanjutan hutan adat (sebagai bagian dari wilayah adat) di negeri ini, adalah persoalan yang tak terlepas dari itu semua. Sekali lagi, saya merasa harus terus belajar dari mereka dan terus melakukan perjalanan.

Panorama Kasepuhan Cisitu untuk Jelajah Nusantara Edisi Seren Taun

Tahun 2015, ide untuk mendokumentasikan dan menyebarluaskan perjalanan tersebut muncul ketika Radio Gaung AMAN mengajak untuk berkolaborasi. Pada September di tahun yang sama, akhirnya Program Radio Jelajah Nusantara mengudara melalui siaran daring (online) pada www.radio.aman.or.id. Edisi perdana audio travelogue Jelajah Nusantara mengangkat kisah tentang Kesatuan Adat Banten Kidul, khususnya Kasepuhan Ciptagelar. Saat itu, Jelajah Nusantara pun tayang selama enam edisi. Selain mengangkat kisah dari Masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar di Sukabumi, Jawa Barat, kala itu Jelajah Nusantara juga mengulas cerita-cerita dari Masyarakat Adat Dayak Maanyan di Kalimantan Tengah, Mentawai di Sumatera Barat, Toraja di Sulawesi Selatan, Bayan di Nusa Tenggara Barat, dan Moi Kelim di Papua Barat.

Lantas, tahun ini, AMAN kembali mengajak kolaborasi untuk bisa menghadirkan Jelajah Nusantara dengan konsep yang sama. Pada Juli 2019, Jelajah Nusantara pun mengudara sekali lagi. Konsep program feature radio ternyata memiliki daya tariknya sendiri di tengah-tengah arus media visual (foto) dan audio-visual (video). Bukan hanya bagi masyarakat di perkotaan, Jelajah Nusantara juga didengar oleh Masyarakat Adat sendiri di berbagai pelosok Nusantara. Para pemuda adat dan perempuan adat juga menjadi sasaran audiens Jelajah Nusantara. Meski hadir dengan kemasan yang sama seperti tahun 2015 dan 2016 lalu, namun kali ini Jelajah Nusantara hadir dengan pengembangan format yang lebih ramah bagi para pengguna smartphone. Selain streaming secara online pada website Radio Gaung AMAN, Jelajah Nusantara juga bisa dinikmati dalam bentuk podcast – rangkaian episode berupa audio digital yang dapat didengar kapan pun dan di mana pun serta diunggah (download) selama ada jaringan Internet. Jelajah Nusantara juga bisa didengar melalui Spotify.

Saya bersama Tim Radio Gaung AMAN, Rio Chresly (kanan) dan Titi Pangestu (kiri), saat berfoto di Jembatan Akar, Baduy untuk Jelajah Nusantara Edisi Langkah Kaki Urang Kanekes

Jelajah Nusantara secara rutin tayang atau streaming secara online (online radio) melalui website Radio Gaung AMAN pada jam setengah lima sore setiap Jumat pada minggu pertama dan minggu ketiga setiap bulannya. Sobat Nusantara – sebutan bagi para pendengar Radio Gaung AMAN – kemudian juga bisa mendengarkan edisi-edisi Jelajah Nusantara secara online kapan pun dan di mana pun melalui website Radio Gaung AMAN (pada menu “Podcast Terbaru”) dan Spotify. Pada Spotify, Radio Gaung AMAN atau Jelajah Nusantara dapat ditemukan dengan mengetik “Radio Gaung AMAN” atau “Jelajah Nusantara” pada kolom search (pencarian). Selanjutnya, berbagai program bisa didengarkan dengan mudah. Jadi, jangan lupa untuk follow (ikuti) akun podcast “Radio Gaung AMAN” dan silakan share (menyebarluaskan) link edisi-edisi Jelajah Nusantara yang disukai ke media sosial atau WhatsApp.

Website Radio Gaung AMAN

Podcast Jelajah Nusantara pada Spotify 

Melalui Jelajah Nusantara, kamu akan dapat menyaksikan potret kehidupan Masyarakat Adat dengan kearifan lokalnya. Pada setiap edisi Jelajah Nusantara, saya juga mengajak Sobat Nusantara untuk mengunjungi rumah-rumah Masyarakat Adat di sekitar kita. Mereka bisa kita jumpai di perkotaan, perdesaan, kawasan hutan, pesisir, pulau-pulau kecil, sungai, dan juga pegunungan.

Jelajah Nusantara berupaya untuk membawa kita pada pemahaman yang unik dan khas dari bermacam-macam Masyarakat Adat di Indonesia. Pada merekalah kita sesungguhnya perlu mengerti tentang konteks keberagaman negeri ini. Masyarakat Adat pun mempunyai peluang sebagai solusi dari banyak persoalan global yang terkini dari persoalan lingkungan, ekonomi, dan sosial-budaya, seperti perubahan iklim, kemiskinan, pengembangan ekonomi kerakyatan, tata kelola hutan yang berkelanjutan, hingga politik deliberatif (musyawarah mufakat).

Pada Masyarakat Adat-lah kita belajar hal-hal yang mungkin selama ini luput untuk kita lihat dan eksplorasi lebih jauh tentang berbagai masalah yang sangat dekat dan menjadi keseharian.

October 4, 2019October 4, 2019 0 comment
0 FacebookTwitterGoogle +Pinterest
Indonesia dalam Secangkir Kopi
Projects

Indonesia dalam Secangkir Kopi

by Nurdiyansah Dalidjo October 4, 2019October 4, 2019
written by Nurdiyansah Dalidjo

Petualangan kopi dan berbagai kenangan yang enggan pergi. Ini cerita tentang aroma dan secangkir hitam di Indonesia Negeri Kopi.

***

Coffee journey and various memories that do not want to go away. This is a story about the aroma and a cup of kopi in a nation of coffee – Indonesia.

October 4, 2019October 4, 2019 0 comment
0 FacebookTwitterGoogle +Pinterest
Candi Nusantara
Projects

Candi Nusantara

by Nurdiyansah Dalidjo October 4, 2019
written by Nurdiyansah Dalidjo

Keberadaan candi di Nusantara merupakan sebuah bukti peradaban agung yang telah ada sejak awal abad Masehi atau mungkin jauh sebelumnya. Bagi masyarakat kita, candi memiliki peran dan fungsi penting sebagai bangunan/lokasi yang terkait pada spiritualitas dan kreativitas. Candi tidak hanya merujuk pada tempat peribadatan suatu agama tertentu, melainkan area di mana pernah berdirinya keraton, tempat petirtaan, pendarmaan, gapura, bahkan menjadi titik gelombang elektromagnetis besar di bumi. Candi merepresentasikan relasi antara manusia, alam, dan Tuhan; antara Dunia Bawah, Dunia Tengah, dan Dunia Atas. Candi bukan sekedar lambang gunung pemujaan, tetapi sebuah wujud miniatur semesta yang membumi dan berdampingan dengan kehidupan manusia.

Dibangun pada lokasi yang memiliki makna strategis dan magis, keberadaan candi pun begitu kental dengan keterkaitan akar sejarah dan budaya Nusantara. Sebab, selain makna spiritual, candi dibuat dengan daya pikir dan daya cipta rasa yang sangat tinggi. Candi adalah manifestasi dari intelegensia dan seni yang agung dari suatu peradaban.

Candi tersebar di seluruh pelosok Nusantara, juga di berbagai negara lainnya. Sayangnya, kini di banyak tempat, pemaknaan terhadap candi kian tergerus. Bahkan untuk dilihat sebagai suatu peninggalan purbakala, kadang kondisinya begitu memprihatinkan. Pengabaian terhadap candi adalah penyangkalan terhadap peradaban kita yang agung.

Jelajah Candi Nusantara adalah sebuah perjalanan yang saya lakukan bersama Roni Inori dalam menelusuri berbagai candi di Nusantara. Menembus ruang dan waktu, menggali aspek sejarah-budaya, mencoba menguak misteri berbagai mitologi, serta memperkaya diri melalui sebuah perjalanan spiritual menuju peradaban agung dan tinggi yang mungkin saja telah dimulai puluhan ribu tahun yang lalu di sini, di tanah tempat kita berpijak saat ini – where the divine civilization begins.

www.candinusantara.blogspot.com

October 4, 2019 0 comment
0 FacebookTwitterGoogle +Pinterest
Ketika Project
Projects

Ketika Project

by Nurdiyansah Dalidjo October 4, 2019
written by Nurdiyansah Dalidjo

Hai!

Bagaimana jika sapaan ini adalah suatu ajakan untuk kita bermimpi? Ya, melalui pesan singkat ini, kami mengundang kamu untuk berbagi mimpi tentang masa depan yang kamu inginkan bersama Ketika Project.

Ketika Project adalah sebuah gerakan kolektif & independen yang percaya bahwa dengan berbagi cerita & mimpi, kita dapat membuat perubahan. Kami berupaya untuk memastikan bahwa mimpi kamu menjadi bagian dari perubahan itu.

***

Ketika Project mengajak kita untuk menulis sebuah surat bagi masa depan. Mungkin bukan berupa masa depan yang nyata. Mungkin juga bukanlah masa depan yang kelak menjadi suatu realita. Namun, masa depan yang hidup di angan kita. Masa depan yang diimpikan untuk diri kita sendiri, keluarga, negara, atau mungkin saja untuk dunia. Kita tentu tak mau begitu saja mudah melupakan dunia yang kita inginkan di mana kini perkara pesimisme, perpecahan, maupun kebencian tampak amat nyata. Ketika Project menjadi wadah bagi kita menarasikan mimpi melalui kata dan cerita, lalu menebarnya untuk menumbuhkan benih optimisme, imajinasi, dan pula rasa kemanusiaan yang menghubungkan kita sebagai manusia.

***

The ketika project implores us to write a letter to the future. Not the probable future. Perhaps not even the possible future. But the future that lies in your dreams. A future you’re dreaming of for yourself, for your family, for your country, for your world. In this time of pessimism, division and hatred it’s easy to lose sight of the world that we dream of. Ketika asks us to put our dreams for the world into words and by sharing them, share our optimism, our imagination and our humanity. What is the future you hope for?

www.ketikaproject.com

October 4, 2019 0 comment
0 FacebookTwitterGoogle +Pinterest
Kain Kita
Projects

Kain Kita

by Nurdiyansah Dalidjo October 4, 2019October 4, 2019
written by Nurdiyansah Dalidjo

Kain Kita adalah sebuah gerakan kolektif dan independen yang bekerja untuk upaya-upaya terhadap pendokumentasian cerita-cerita unik atau storytelling tentang kain tradisional maupun kain adat di Indonesia.

Kami percaya pada mimpi bahwa pengumpulan data dan informasi kebudayaan adalah hal yang penting. Itu tidak hanya menjadi suatu kekuatan, melainkan pula hal yang bisa dilakukan untuk keberlangsungan dan pemajuan kebudayaan itu sendiri sekaligus kesejahteraan masyarakat secara luas.

***

Kain Kita is a collective indie movement telling the stories of traditional fabrics and indigenous textiles known as kain in Indonesia.

We believe that collecting and sharing this cultural information is crucial for sustaining the many cultures that make up Indonesia, and for contributing to their continued social welfare.

www.kainkitaproject.com

October 4, 2019October 4, 2019 0 comment
0 FacebookTwitterGoogle +Pinterest
Newer Posts
Older Posts

Rumah di Tanah Rempah

https://www.youtube.com/watch?v=FVyp8TBODkw&t=4s
  • Facebook
  • Twitter

@2023 - nurdiyansah.com. All Right Reserved. Designed and Developed by PenciDesign


Back To Top