Ibuku Lelaki adalah kumpulan cerpen bersama yang diterbitkan oleh Suara Kita, sebuah komunitas LGBTIQ di Jakarta yang aktif melakukan kampanye melalui media kreatif. Pada buku ini, Nurdiyansah menuliskan cerpen berjudul Waria, sebuah cerita tentang obsesi, cinta, seksualitas, sekaligus pengalaman masa lalu seorang anak lelaki terhadap seorang tokoh transgender/trans-seksual. Cerpen-cerpen pada buku ini ditulis oleh 16 penulis yang mengangkat tema tentang keberagaman seksualitas.
Penerbit | : | Suara Kita (2015) |
Kontak Pemesanan | : | ourvoice.lgbtiq@gmail.com |
www.suarakita.org |
“Tubuh adalah pemberian alam. Dimaksudkan untuk melanjutkan kehidupan. Dalam niat alamiah itu, seksualitas bertumbuh. Tetapi kemudian peradaban tiba untuk mengatur. Maka tubuh menjadi tubuh yang diatur: oleh politik, oleh tradisi, oleh ilmu, oleh agama, oleh teknologi, oleh huku, dan seterusnya. Tubuh ditertibkan oleh kehendak orang lain. Oleh institusi.
Tubuh yang diatur menjadi tubuh yang tak otentik. Ia dimiliki tetapi kekuasaan atasnya ada pada orang lain. Di situlah ketegangan bermula.
Mereka yang berkarya melalui sastra adalah mereka yang sering mengucapkan dunia yang tak adil. Sastra dan politik, saling menghidupkan. Sastra dan psikologi, saling menguatkan. Buku ini mengendapkan harapan-harapan itu.”
Rocky Gerung, Dosen Filsafat Universitas Indonesia