Keberadaan candi di Nusantara merupakan sebuah bukti peradaban agung yang telah ada sejak awal abad Masehi atau mungkin jauh sebelumnya. Bagi masyarakat kita, candi memiliki peran dan fungsi penting sebagai bangunan/lokasi yang terkait pada spiritualitas dan kreativitas. Candi tidak hanya merujuk pada tempat peribadatan suatu agama tertentu, melainkan area di mana pernah berdirinya keraton, tempat petirtaan, pendarmaan, gapura, bahkan menjadi titik gelombang elektromagnetis besar di bumi. Candi merepresentasikan relasi antara manusia, alam, dan Tuhan; antara Dunia Bawah, Dunia Tengah, dan Dunia Atas. Candi bukan sekedar lambang gunung pemujaan, tetapi sebuah wujud miniatur semesta yang membumi dan berdampingan dengan kehidupan manusia.
Dibangun pada lokasi yang memiliki makna strategis dan magis, keberadaan candi pun begitu kental dengan keterkaitan akar sejarah dan budaya Nusantara. Sebab, selain makna spiritual, candi dibuat dengan daya pikir dan daya cipta rasa yang sangat tinggi. Candi adalah manifestasi dari intelegensia dan seni yang agung dari suatu peradaban.
Candi tersebar di seluruh pelosok Nusantara, juga di berbagai negara lainnya. Sayangnya, kini di banyak tempat, pemaknaan terhadap candi kian tergerus. Bahkan untuk dilihat sebagai suatu peninggalan purbakala, kadang kondisinya begitu memprihatinkan. Pengabaian terhadap candi adalah penyangkalan terhadap peradaban kita yang agung.
Jelajah Candi Nusantara adalah sebuah perjalanan yang saya lakukan bersama Roni Inori dalam menelusuri berbagai candi di Nusantara. Menembus ruang dan waktu, menggali aspek sejarah-budaya, mencoba menguak misteri berbagai mitologi, serta memperkaya diri melalui sebuah perjalanan spiritual menuju peradaban agung dan tinggi yang mungkin saja telah dimulai puluhan ribu tahun yang lalu di sini, di tanah tempat kita berpijak saat ini – where the divine civilization begins.
www.candinusantara.blogspot.com