Perjalanan menelusuri tempat-tempat dengan tradisi rempah di Nusantara, membawa saya untuk menemukan banyak cerita melampau zaman.
Titik itu bermula ketika saya mengunjungi Lampung dan mendatangi kebun-kebun rempah dan kopi di Tanggamus, juga petani dan pasar. Dari sanalah, ambisi untuk mencari apa yang selama ini tidak saya pahami, dimulai. Dan aroma maupun rasa rempah menghadirkan begitu banyak kegelisahan: perenenungan-perenungan personal dan politis tentang identitas diri dan pemaknaan pada rumah.
Rumah dan Rempah. Dari dua kata itulah kemudian saya nekat melanjutkan perjalanan berkeliling Indonesia melintasi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusra, Maluku, sampai Papua. Perjalanan tersebut saya lakukan secara independen bersama kawan dan terkadang seorang diri.
Perjalanan menelusuri titik-titik Jalur Rempah di Nusantara itu saya tulis untuk menemu-kenali sejarah dan budaya Indonesia sejak era kolonialisme hingga pasca-Reformasi. Kisah-kisah itu pun seolah mengajak siapa saja untuk berbincang dengan berbagai masyarakat dan mencicipi kesedapan kuliner lokal di pasar-pasar tradisional dan dapur-dapur rumah. Melalui rasa dan lidah, kisah-kisah itu seperti ingin memperkenalkan keunikan dan ragam peristiwa yang telah dilalui oleh negeri ini melampaui berbagai zaman.
Apa makna Indonesia sebagai rumah bersama untuk segala persoalan yang pelik dan keberagaman yang begitu kaya?